8 Kelemahan Nissan Livina Bekas Dari Pengalaman Pengguna
lksotomotif.com - Membeli mobil bekas ( second ) adalah salah satu pilihan bagi orang - orang yang memilki dana pas namun tidak berniat membeli mobil baru. Selain itu bentuk dan desain mobil biasanya juga menjadi faktor lain mengapa tetap memilih untuk meminang mobil bekas.
Nissan Livina yang termasuk kategori mobil low MPV ini sempat merajai penjualan di Indonesia dan menjadi tulang punggung pabrikan. Namun seiring berjalannya waktu ternyata banyak pabrikan - pabrikan yang mencoba peruntungan untuk menjual mobil low MPV di Indonesia. Sayangnya, Nissan kurang gecep ( gerak cepat ) dalam hal penyegaran dan lambat laun Livina pun harus lenyap dan diproduksi oleh Mitsubishi dengan basis Expander.
Walau sudah tidak diproduksi, Nissan Livina ternyata masih banyak dicari oleh orang - orang yang berburu mobil bekas. Dan sebelum Anda berniat untuk membelinya, kami telah merangkum kelemahan Nissan Livina bekas yang kami peroleh dari pengalaman pengguna.
Dikutip dari pengalaman bapak Sugi pemilik akun youtub utakatikmobil, berikut kekurangan Nissan Livina bekas.
Penyakit livina yang umum terjadi sebelum 80.000km:
1. Bagian kaki2 seperti karet2 bushing, part tie rod dan shock absorber cepat aus. selain relatif cepat aus, masalahnya penggantinya mahal dan tidak semua toko ready, apalagi jika anda tidak tinggal di kota besar.
2. Evaporator AC bocor. padahal pengguna mobil bersih dan filter evaporator sudah terpasang. Rata-rata bengkel yang mengerjakan perlu membongkar dashboard karena blower dan evaporator terletak di tengah bawah, bukan di balik laci mobil seperti mobil jepang pada umumnya.
3. Speed kipas ( fan ) AC kecepatan 1 sudah kencang sekali seperti kecepatan 2 mobil lain. enak di siang hari, menderita di malam hari. Bisa ganti resistor AC punya livina 5-seater, agak nyebelin tapi.
4. Coil busi mati, pertama hanya 1 Pcs namun lama kelahaman yang lain juga. Jarang sekali mobil lain coil rusak di km sekecil itu. oh ya tahukah anda? untuk membuka coil busi, anda harus buka dulu intake manifold. makin lama makin nyebelin nih mobil.
5. Versi matic 4 AT - gigi terlalu panjang, berat untuk tanjakan. Versi manual kurang enak untuk stop and go, karena lepas kopling terlalu cepat mesin mati (torsi kecil) sedangkan injak gas sedikit saja rpm bisa sampai 5000. tidak tahu utk cvt bagaimana
6. Lebar dan panjang ruang di baris ke 2 sangat kecil. Sudah saya ukur pakai meteran masih besaran sigra di panjang dan lebar ruang di baris ke 2.
7. Mesin 1500cc langganan gelitik dan ini sama saja untuk matic dan manual. Sudah tuneup dan gurah ruang bakar setiap 10.000km juga tetap sering gelitik. sudah diberi bahan bakar RON 98 fulltank juga masih ada gelitik. solusi hanya tuning di bengkel tertentu.
8. Saya sempat lupa menulis, namun mesin 1500cc livina HR15DE ini juga rentan kurang oli dengan pemakaian normal. Saya tahu sendiri 3 unit mobil livina beli dari baru, dgn km dibawah 50 rb, pakai oli full-synthetic 5W-30 dan semi 10W-30 juga sering berkurang olinya walau keduanya diganti di 5000km. Kadang nambah 500ml, kadang nambah 1L pernah juga nambah 2L per 5000km. Saya tidak pernah ketemu kasus harus nambah oli di mesin mobil baru, apalagi oli full-synthetic dan ganti di 5000 km saja. Bahkan pakai 0W-20 di mesin innova 1TR dan terios 3SZ selama 5 tahun terakhir juga ga pernah berkurang olinya. gak percaya? google sendiri aja kasus livina atau evalia oli berkurang.
beli baru aja udah kepikiran oli berkurang, apalagi beli seken? bisa2 udah sering dipakai dengan volume oli sedikit. gak lama bisa berujung turun mesin.
BONUS: spion tengah pengemudi juga rentan retak dan oblak. tidak pernah saya ketemu hal ini di mobil lain bahkan di truk yang dijemur sepanjang tahun sekalipun. setidaknya 4 livina teman saya udah ganti spion tengah semua.
Selain itu di km 80rb keatas, flexible setir pasti putus. Cirinya adalah klakson yg mati dan lampu ABS yg nyala.
Terimakasih untuk informasinya.
ReplyDelete