Mengenali Fungsi CMPS ( Chamshaft Position Sensor ), Cara Kerja Dan Mendeteksi Kerusakannya
Chamshaft position sensor ( CMPS ) atau sensor poros nok/bubungan adalah salah satu sensor dari banyaknya sensor pada mesin Electronic Fuel Injection ( EFI ). Dahulu sebelum berkembangnya teknologi elektronik pada mesin mobil, sensor CMPS juga disebut sebagai sensor G. Tidak ada yang menjelaskan mengapa sensor ini disebut G sensor, namu kami beranggapan ini mungkin karena bentuk signal yang dikeluarkan adalah berbentuk huruf G atau karena bentuk sensor yang yang memutar mirip seperti Generator.
Chamshaft position sensor ( CMPS ) akan mendeteksi posisi top kompresi pada silinder nomor satu. Pendeteksian ini mengandalkan putaran pada poros chamshaft yang menekan katup ( valve ). Jika sensor ini mengalami masalah / kerusakan, jelas mesin tidak akan bekerja sempurna bahkan bisa mengalami mati mendadak.
Oleh karena itu penting untuk mengenali fungsi CMPS ( Chamsaft Position Sensor ), cara kerja dan mendeteksi kerusakannya.
Secara umum, sensor CMP akan mendeteksi posisi top silinder nomor satu yang mana ini akan diinformasikan ke ECU ( Elctronic Control Unit ) dalam bentuk signal. Signal inilah yang menjadi data bagi ECU untuk menentukan kapan terjadinya pengapian dan penyemprotan bahan bakar pada setiap ruang bakar secara berurutan.
Sensor CMPS terbuat dari bahan logam dan stator yang terdiri dari magnet permanen. Sedangkan pada rotor yang terpasang diporos camshaft/nok terdiri dari beberapa gerigi atau satu tonjolan untuk jenis mobil tertentu.
Berdasarkan Mekanisme kerjanya, camshaft position sensor terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
CMP Sensor yang menggunakan jenis inductive, didalam sensor terdapat coil inductive yang mempunyai tahanan bervariasi mulai dari 200 ohm hingga yang tertinggi 2500 ohm. Inductive coil inilah yang nantinya akan menghasilkan tegangan dari efek induksi elektromagnetic yang nantinya akan dikirim ke ECU.
Tegangan yang dihasilkan oleh jenis inductive sensor ini diperengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah tahanan pada inductive coil dan kecepatan putaran roda gigi triger. Sensor jenis ini juga tidak membutuhkan tegangan input dan dapat menghasilkan tegangan output sebesar 1-2 Volt.
Tegangan ini sangat relatif kecil untuk dikirim ke ECU dan ini sangat rawan mengalami gangguaan dari frekuensi yang lebih tinggi seperti pada sistem pengapian. Untuk mengatasi gangguan ini, maka kabel pada CMP sensor dilindungi dengan cable shiled.
CMP sensor type hall effect memiliki perbedaan yang signifikan dibanding type inductive. CMP Sensor type hall ini membutuhkan tegangan input yang biasanya sebesar 12 Volt atau 5 Volt. Sehingga tegangan output yang dihasilkan pun tidak terpengaruh oleh besarnya medan magnet yang terjadi.
Bentuk sinyal yang dihasilkan adalah sinyal digital dengan karakteristik tinggi sinyal yang selalu tetap, namun frekuensinya ( waktu ) berubah - ubah sesuai dengan kecepatan putaran roda gigi triger.
Besarnya tegangan output yang dihasilkan sangat kecil dibanding dengan type induksi yaitu kisaran mili volt. Tegangan kecil yang dihasilkan akan diperbesar dengan adanya komponen tambahan didalam sensor tersebut dan dikeluarkan untuk disalurkan ke ECU.
Sedangkan untuk mobil - mobil EFI keluaran pertama, sensor CMP terletak menyatu dengan distributor.
Chamshaft Position Sensor dapat rusak seiring dengan waktu penggunaan yang memang sudah lama, selain itu bisa juga karena faktor keausan atau faktor eksternal ketika kecelakaan. Terkadang juga rusak karena kebocoran minyak. Berikut adalah beberapa gejala yang akan membantu Anda menentukan apakah sensor posisi camshaft Anda rusak atau tidak.
Gejala yang paling umum dari sensor camshaft yang buruk adalah kondisi start yang sulit dan kemungkinan besar adalah performa mesin yang menurun . Sensor camshaft yang buruk menyebabkan kinerja mesin menjadi tidak maksimal. Adapun beberapa gejala yang dapat Anda kenali yaitu sebagai berikut :
Untuk memeriksa kerusakan pada sensor camshaft, Anda bisa mengikuti langkah - langkah dibawah ini.
1. Temukan dimana lokasi ( letak sensor camshaft ) di mesin mobil Anda
2. Lepas kabel yang menempel pada konektor
3. Dengan menggunakan kunci ukuran yang tepat ( biasanya baut ukuran 10 ), lepas sensor camshaft secara hati - hati
4. Setelah sensor pada kondisi sudah terlepas, ukurlah tahanannya menggunakan multi tester dan bandingkan nilainya dengan nilai tahanan pada buku perbaikan
5. Jika hasilnya berbeda, maka gantilah dengan yang baru
6. Saat memasangnya, pastikan Anda mengganti seal oli dengan yang baru karena ini dapat mengakibatkan rembesa oli
7. Hubungkan kabel ke konector dan pastikan sudah rapat
8. Start mesin
* Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka gunakanlah panduan buku perbaikan yang sesuai dengan mobil Anda. Ini karena setiap kendaraan mempunyai karakteristik dan cara pengukuran yang berbeda - beda.
Chamshaft position sensor ( CMPS ) akan mendeteksi posisi top kompresi pada silinder nomor satu. Pendeteksian ini mengandalkan putaran pada poros chamshaft yang menekan katup ( valve ). Jika sensor ini mengalami masalah / kerusakan, jelas mesin tidak akan bekerja sempurna bahkan bisa mengalami mati mendadak.
Oleh karena itu penting untuk mengenali fungsi CMPS ( Chamsaft Position Sensor ), cara kerja dan mendeteksi kerusakannya.
A. Fungsi CMPS ( Chamshaft Position Sensor )
Fungsi utama chamshaft potition sensor adalah bekerjasama dengan sensor CKP ( sensor poros engkol ) pada mesin untuk mengetahui posisi poros chamshaft dengan sangat tepat. Hasilnya, sensor CMP akan dapat mengetahui dengan tepat posisi silinder pada posisi Titik Mati Atas ( TMA ).Secara umum, sensor CMP akan mendeteksi posisi top silinder nomor satu yang mana ini akan diinformasikan ke ECU ( Elctronic Control Unit ) dalam bentuk signal. Signal inilah yang menjadi data bagi ECU untuk menentukan kapan terjadinya pengapian dan penyemprotan bahan bakar pada setiap ruang bakar secara berurutan.
B. Cara Kerja CMPS ( Chamshaft Position Sensor )
Camshaft position sensor (CMP) bekerja dengan mengandalkan prinsip kerja induksi elektromagnet. Dimana pada sensor ini terdapat dua bagian utama yaitu komponen yang diam ( sensor SMPS ) dan komponen yang bergerak ( poros camshaft/nok ).Sensor CMPS terbuat dari bahan logam dan stator yang terdiri dari magnet permanen. Sedangkan pada rotor yang terpasang diporos camshaft/nok terdiri dari beberapa gerigi atau satu tonjolan untuk jenis mobil tertentu.
Berdasarkan Mekanisme kerjanya, camshaft position sensor terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Inductiven Sensor
CMP Sensor yang menggunakan jenis inductive, didalam sensor terdapat coil inductive yang mempunyai tahanan bervariasi mulai dari 200 ohm hingga yang tertinggi 2500 ohm. Inductive coil inilah yang nantinya akan menghasilkan tegangan dari efek induksi elektromagnetic yang nantinya akan dikirim ke ECU.
Tegangan yang dihasilkan oleh jenis inductive sensor ini diperengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah tahanan pada inductive coil dan kecepatan putaran roda gigi triger. Sensor jenis ini juga tidak membutuhkan tegangan input dan dapat menghasilkan tegangan output sebesar 1-2 Volt.
Tegangan ini sangat relatif kecil untuk dikirim ke ECU dan ini sangat rawan mengalami gangguaan dari frekuensi yang lebih tinggi seperti pada sistem pengapian. Untuk mengatasi gangguan ini, maka kabel pada CMP sensor dilindungi dengan cable shiled.
2. Hall Effect Sensor
CMP sensor type hall effect memiliki perbedaan yang signifikan dibanding type inductive. CMP Sensor type hall ini membutuhkan tegangan input yang biasanya sebesar 12 Volt atau 5 Volt. Sehingga tegangan output yang dihasilkan pun tidak terpengaruh oleh besarnya medan magnet yang terjadi.
Bentuk sinyal yang dihasilkan adalah sinyal digital dengan karakteristik tinggi sinyal yang selalu tetap, namun frekuensinya ( waktu ) berubah - ubah sesuai dengan kecepatan putaran roda gigi triger.
Besarnya tegangan output yang dihasilkan sangat kecil dibanding dengan type induksi yaitu kisaran mili volt. Tegangan kecil yang dihasilkan akan diperbesar dengan adanya komponen tambahan didalam sensor tersebut dan dikeluarkan untuk disalurkan ke ECU.
D. Letak / Lokasi CMPS ( Chamshaft Position Sensor )
Camshaft position sensor ( CMP ) biasanya terletak pada bagian depan mesin ( tepat berada dibagian dengan camshaft). Sensor ini menempel pada tutup rantai timing. Selain itu, ada juga yang diletakkan pada bagian belakang camshaft ( bagian belakang kepala silinder ). Lokasinya berdekatan dengan sensor temperatur air pendingin.Sedangkan untuk mobil - mobil EFI keluaran pertama, sensor CMP terletak menyatu dengan distributor.
E. Gejala Kerusakan CMPS ( Chamshaft Position Sensor )
Chamshaft Position Sensor dapat rusak seiring dengan waktu penggunaan yang memang sudah lama, selain itu bisa juga karena faktor keausan atau faktor eksternal ketika kecelakaan. Terkadang juga rusak karena kebocoran minyak. Berikut adalah beberapa gejala yang akan membantu Anda menentukan apakah sensor posisi camshaft Anda rusak atau tidak.
Gejala yang paling umum dari sensor camshaft yang buruk adalah kondisi start yang sulit dan kemungkinan besar adalah performa mesin yang menurun . Sensor camshaft yang buruk menyebabkan kinerja mesin menjadi tidak maksimal. Adapun beberapa gejala yang dapat Anda kenali yaitu sebagai berikut :
Masalah | Gejala | Penyebab | Solusi |
Sensor Camshaft Bermasalah | Susah distater/ membutuhkan waktu lama agar mesin hidup | Kerusakan pada rangkaian kelistrikan sensor | Perbaiki rangkaian kelistrikan |
Performa mesin menjadi menurun | Terminal pada konector sensor mengalami korosi | Bersihkan konektor sensor | |
Lampu Check Enggine Menyala | Kerusakan pada sensor camshaft | Ganti sensor camshaft dengan yang baru | |
Susah pindah gigi ( A/T ) | Kerusakan pada ECU ( jarang terjadi ) | Ganti ECU ( Jarang Terjadi ) |
1. Ferforma Mesin Yang Menurun
Salah satu masalah paling umum yang diakibatkan karena sensor posisi camshaft yang buruk adalah performa mesin turun akan turun secara drastis. Mobil akan lebih sering mogok, tersendat bahkan mati total. Bukan hanya itu, Efisiensi bahan bakar juga akan ikut menurun ( lebih boros ).2. Akselerasi Yang Buruk
Selain menimbulkan getaran mesin yang besar dan mesin yang tersendat, CMP sensor yang buruk juga menyebabkan penurunan akselerasi yang signifikan. Salah satu cara mudah untuk mengetahui kerusakan sensor ini adalah mobil tidak akan akan bisa berjalan pada kecepatan 55 Km/jam.3. Masalah Saat Menggeser Gigi
Pada beberapa mobil dengan transmisi otomatis dan CMP Sensor mengalami kerusakan, maka transmisi akan secara otomatis mengunci pada salah satu posisi gigi. Untuk mengganti posisi gigi yang berbeda, maka pengemudi harus mematikan mesin, mengganti gigi dan menyalakan mesin kembali. Sungguh ini sangat merepotkan, dan jika Anda mengalami hal ini maka segeralah periksa CMP sensor.4. Engine Tidak Dapat Distater
Ketika sensor camshaft bermasalah, maka sensor tidak akan mengirimkan sinyal ke ECU. Dan akibatnya ECU tidak akan memberikan sinyal kepada sistem pengapian dan bahan bakar. Tidak ada percikan pada busi dan semprotan bahan bakar pada injektor, itu artinya mesin tidak akan hidup.5. Lampu Check Enggine Menyala
Ini adalah tanda paling mudah yang bisa diketahui oleh pengemudi. Pada kondisi normal, lampu check enggine harus mati saat mesin menyala. Jika lampu tetap menyala, kemungkinan besar ada sensor yang mengalami kerusakan dan bisa jadi itu adalah kerusakan sensor camshaft.F. Memeriksa Kerusakan CMPS ( Chamshaft Position Sensor )
Untuk memeriksa kerusakan pada sensor camshaft, Anda bisa mengikuti langkah - langkah dibawah ini.
1. Temukan dimana lokasi ( letak sensor camshaft ) di mesin mobil Anda
2. Lepas kabel yang menempel pada konektor
3. Dengan menggunakan kunci ukuran yang tepat ( biasanya baut ukuran 10 ), lepas sensor camshaft secara hati - hati
4. Setelah sensor pada kondisi sudah terlepas, ukurlah tahanannya menggunakan multi tester dan bandingkan nilainya dengan nilai tahanan pada buku perbaikan
5. Jika hasilnya berbeda, maka gantilah dengan yang baru
6. Saat memasangnya, pastikan Anda mengganti seal oli dengan yang baru karena ini dapat mengakibatkan rembesa oli
7. Hubungkan kabel ke konector dan pastikan sudah rapat
8. Start mesin
* Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka gunakanlah panduan buku perbaikan yang sesuai dengan mobil Anda. Ini karena setiap kendaraan mempunyai karakteristik dan cara pengukuran yang berbeda - beda.
0 Response to "Mengenali Fungsi CMPS ( Chamshaft Position Sensor ), Cara Kerja Dan Mendeteksi Kerusakannya"
Post a Comment