Pemeriksaan Pegas Penekan Kopling
Untuk mengetahui sebuah komponen rusak atau tidak maka kita bisa memeriksanya. Baik dengan cara visual ataupun dengan pengukuran. Rata-rata pada buku panduan perbaikan, mereka menyarankan untuk melakukan pengukuran untuk mendapatkan hasil analisa yang kuat. Caranya tentu dengan membandingkan hasil pengukuran aktual ( sebenarnya ) dengan yang ada pada buku pedoman perbaikan.
Pada kopling, kerusakan yang terjadi bisa beragam. Penyebabnya beragam, karena pemakaian yang sudah lama atau pemakaian yang salah. Pemakaian kopling yang salah bisa mengakibatkan cepat ausnya plat kopling ( disck cluth ). Ini biasanya karena pengemudi sering menggantungkan kaki kirinya diatas pedal kopling, sehingga plat kopling sedikit pada posisi menggantung yang berakibat buruk pada bidang gesek dan cepat habis.
Oleh karenanya, sebagai mekanik kita harus dapat mengetahui komponen - komponen kopling yang diukur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil analisa yang maksimal sehingga nantinya dapat menyimpulkan apakah kopling masih dalam kondisi baik atau tidak.
Salah satu komponen yang terdapat pada kopling adalah pegas penekan. Fungsi dari pegas penekan adalah untuk menerima gaya dari release bearing yang selanjutnya diteruskan untuk menarik pressure plat agar berpisah dengan putaran flywheel. Untuk memeriksa pegas penekan pada kopling, dibutuhkan beberapa proses.
a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti
b. Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
c. Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
d. Pemeriksaan dengan dial indikator Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
e. Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
f. Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada
kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
Pada kopling, kerusakan yang terjadi bisa beragam. Penyebabnya beragam, karena pemakaian yang sudah lama atau pemakaian yang salah. Pemakaian kopling yang salah bisa mengakibatkan cepat ausnya plat kopling ( disck cluth ). Ini biasanya karena pengemudi sering menggantungkan kaki kirinya diatas pedal kopling, sehingga plat kopling sedikit pada posisi menggantung yang berakibat buruk pada bidang gesek dan cepat habis.
Oleh karenanya, sebagai mekanik kita harus dapat mengetahui komponen - komponen kopling yang diukur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil analisa yang maksimal sehingga nantinya dapat menyimpulkan apakah kopling masih dalam kondisi baik atau tidak.
Salah satu komponen yang terdapat pada kopling adalah pegas penekan. Fungsi dari pegas penekan adalah untuk menerima gaya dari release bearing yang selanjutnya diteruskan untuk menarik pressure plat agar berpisah dengan putaran flywheel. Untuk memeriksa pegas penekan pada kopling, dibutuhkan beberapa proses.
a. Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti
c. Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
d. Pemeriksaan dengan dial indikator Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
e. Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
f. Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada
kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
0 Response to "Pemeriksaan Pegas Penekan Kopling"
Post a Comment