Fungsi Komponen Dan Prinsip Kerja Power Steering
Steering berfungsi sebagai pengarah kendaraan yang diopresikan langsung oleh pengemudi. Dengan adanya steering maka kendaraan dapat berjalan sesuai dengan keinginan pengemudi. Diawal - awal, steering menggunakan jenis konvensional yang hanya mengandalkan tenaga murni dari pengemudi, yaitu jenis rack and pinion. Jenis ini masih digunakan hingga saat ini, namun sudah jarang. Karena pengemudi harus membutuhkan tenaga yang besar serta pengendaliannya yang merepotkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka muncullah sebuah sistem steering yang dibantu penggendalian pergerakan pinion shaftnya menggunakan media cairan ( minyak ) yaitu power steering. Komponen tambahan yang ada pada power steering dibanding model rack and pinion yaitu sebuah pumpa minyak yang digerakkan menggunakan puli yang terhubung ke puli poros engkol.
Power steering akan membantu pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Yang mana pada saat kendaraan pada kecepatan rendah maka roda kemudi akan mudah dikendalikan. Sebaliknya jika kendaraan pada kecepatan tinggi, roda kemudi akan berat dikendalikan. In bertujuan sebagai kenyamanan dan keamaan dalam pengendalian kendaraan.
Fungsi komponen - komponen pada Power Steering
a. Main Shaft Steering Coloum berfungsi sebagai rumah steering shaft ( Batang kemudi )
b. Vane Pump berfungsi memumpa cairan minyak steering yang digerakkan oleh puli terhubung ke poros engkol
c. Power Cylinder befungsi sebagai rumah mengalirnya cairan dari vane pump yang mendorong pinion untuk bergerak ke kanan atau kekiri
d. Control Valve berfungsi mengatur aliran miyak dari vane pump sesuai dengan arah putaran roda kemudi kenan atau kekiri
e. Reservoir Tank berfungsi sebagai wadah minyak cairan steering
f. Gear Housing sebagai dudukan gear pinion yang mengubungkan antara steering shaft dengan roda gigi rack pinion.
Cara Kerja power sterring pada saat kendaraan berjalan lurus
Pada saat kendaraan berjalan lurus maka roda kemudi juga dalam keadaan normal ( tidak berputar ke kanan ataupun ke kiri). Diamnya roda kemudi pada kondisi normal maka control valve pun dalam kondisi normal dengan arah lurus vertical. Hal ini mengakibatkan aliran fluida dari pumpa akan diteruskan ke segala arah ( kenanan, ke kiri dan kembali ke pumpa) dengan jumlah aliran yang seimbang. Aliran yang sama mengalir pada power silinder A dan B. Akibatnya cilinder piston akan tetap berada ditengah karena menerima tekanan yang seimbang. Dan akhirnya rack pinion juga akan tetap pada posisi normal.
Cara kerja power steering pada saat berbelok
Pada saat roda kemudi dibelokkan maka control valve juga akan bergerak sesuai dengan arah belokan roda kemudi. Pada contoh gambar diatas bahwa roda kemudi diputar kearah kiri ( berbelok ke kiri). Ini akan mengakibatkan control valve bergerak berlawanan arah jarum jam. Akibatnya arah aliran minyak pun akan berubah arahnya. Dimana aliran minyak dari pumpa hanya disalurkan ke power silinder B, sedangkan cairan minyak pada power silinder A akan keluar ke ruang control valve dan kembali ke pumpa. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan antara Power silinder A dengan B, dimana power silinder A lebih kencil sedangkan power silinder B lebih besar. Akibatnya silinder piston akan bergerak ke kiri. Gerakan ini akan diteruskan ke rack pinion untuk menggerakkan roda depan berbelok ke kiri.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka muncullah sebuah sistem steering yang dibantu penggendalian pergerakan pinion shaftnya menggunakan media cairan ( minyak ) yaitu power steering. Komponen tambahan yang ada pada power steering dibanding model rack and pinion yaitu sebuah pumpa minyak yang digerakkan menggunakan puli yang terhubung ke puli poros engkol.
Power steering akan membantu pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Yang mana pada saat kendaraan pada kecepatan rendah maka roda kemudi akan mudah dikendalikan. Sebaliknya jika kendaraan pada kecepatan tinggi, roda kemudi akan berat dikendalikan. In bertujuan sebagai kenyamanan dan keamaan dalam pengendalian kendaraan.
Power Steering |
a. Main Shaft Steering Coloum berfungsi sebagai rumah steering shaft ( Batang kemudi )
b. Vane Pump berfungsi memumpa cairan minyak steering yang digerakkan oleh puli terhubung ke poros engkol
c. Power Cylinder befungsi sebagai rumah mengalirnya cairan dari vane pump yang mendorong pinion untuk bergerak ke kanan atau kekiri
d. Control Valve berfungsi mengatur aliran miyak dari vane pump sesuai dengan arah putaran roda kemudi kenan atau kekiri
e. Reservoir Tank berfungsi sebagai wadah minyak cairan steering
f. Gear Housing sebagai dudukan gear pinion yang mengubungkan antara steering shaft dengan roda gigi rack pinion.
Cara Kerja power sterring pada saat kendaraan berjalan lurus
Power Steering Posisi lurus |
Pada saat kendaraan berjalan lurus maka roda kemudi juga dalam keadaan normal ( tidak berputar ke kanan ataupun ke kiri). Diamnya roda kemudi pada kondisi normal maka control valve pun dalam kondisi normal dengan arah lurus vertical. Hal ini mengakibatkan aliran fluida dari pumpa akan diteruskan ke segala arah ( kenanan, ke kiri dan kembali ke pumpa) dengan jumlah aliran yang seimbang. Aliran yang sama mengalir pada power silinder A dan B. Akibatnya cilinder piston akan tetap berada ditengah karena menerima tekanan yang seimbang. Dan akhirnya rack pinion juga akan tetap pada posisi normal.
Cara kerja power steering pada saat berbelok
Power Steering Posisi berbelok |
0 Response to "Fungsi Komponen Dan Prinsip Kerja Power Steering "
Post a Comment