Mengenal Dasar-Dasar Brake System ( Sistem Rem ) Pada Mobil
lksotomotif.com - Brake system atau lebih dikenal dengan sistem pengereman adalah komponen paling vital yang berkaitan dengan keselamatan berkendara. Tak jarang ada istilah bagi para pengendara bahwa, lebih baik rusak mesin saat berkendara dari pada rusak rem.
Dari istilah tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa sistem rem menjadi hal yang patut harus diperhatikan saat akan berkendara, ini karena sistem rem bekerja untuk sistem keselamatan dan kenyamanan berkendara.
A. Fungsi Brake System Pada Mobil
Fungsi brake system ( sistem rem ) pada mobil yaitu untuk mengurangi kecepatan ( memperlambat ) atau menghentikan kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara. Sudah dipastikan bahwa semua mobil memiliki sistem rem. Dan rata - rata pengoperasian sistem rem pada mobil dengan cara menginjak pedal rem.
Hal dasar yang harus diketahui oleh para pengemudi pemula saat akan berlajar berkendara adalah mengetahui posisi peda rem. Jumlah pedal pada mobil bertransmisi manual ada 3 yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal kopling.
Dari gambar diatas kita bisa mengetahui bahwa posisi pedal rem berada ditengah atau diapit oleh pedal gas dan pedal kopling. Pengoperasian pedal rem yang benar pada mobil transmisi manual saat mobil akan diberhentikan yaitu injak pedal rem terlebih dahulu dengan kaki kanan dan selanjutnya tekan pedal kopling dengan kaki kiri.
Ini bertujuan agar pada saat melakukan pengereman, mesin turut membantu mengentikan laju mobil dengan mengandalkan engine brake sehingga mobil akan berhenti dengan mudah.
B. Cara Kerja Brake System ( Sistem Rem ) Pada Mobil
Sistem kerja rem dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan jenis rem, yaitu :
1. Tenaga Hidrolik ( Cairan )
Rem yang bekerja dengan tenaga hidrolik adalah rem yang mengandalkan cairan. Rem hidrolik bekerja dengan menggunakan prinsip hukum pascal. System rem hidrolik digunakan pada rem utama mobil yaitu rem roda depan dan roda belakang.
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, saat pengemudi menginjak peda rem maka tenaga tekanan akan dilipatgandakan oleh booster ( diafragma ). Selanjutnya pushrood akan menekan piston master silinder dan mendorong cairan minyak rem ( brake fluid ). Brake fluid akan mengalami tekanan dan mengalir menuju brake califer dan mendorong brake piston yang selanjutnya brake piston akan menekan piringan ( disc rotor ) agar melambat berputar atau berhenti.
Pada sistem rem hidrolik, perawatan rutin yang harus sering dilakukan adalah melakukan pengisian minyak rem atau menggantinya secara keseluruhan. Ini dilakukan karena pemakaian minyak rem yang lama akan mengurangi kwalitas minyak rem sehingga dapat mengganggu kinerja rem itu sendiri.
2. Tenaga Mekanis ( Kabel )
Rem tenaga mekanik bekerja mengandalkan kinerja mekanis yang menggunakan kabel baja. Rem ini digunakan pada mobil untuk rem tambahan ( bukan rem utama ) yaitu rem parkit. Pengoperasian rem ini berbeda dengan rem hidrolik. Jika rem hidrolik menggunakan kaki, maka rem tenaga mekanis menggunakan tangan.
Pada saat pengemudi menarik tuas handbrake, maka kabel baja akan menarik sepatu rem belakang kanan dan kiri. Akibatnya, sepatu rem akan mengembang dan menekan tromol untuk berhenti. Untuk melepaskannya, pengemudi harus menurunkan kembali tuas handbrake.
Pada mobil - mobil keluaran terbaru, tuas rem tangan sudah digantikan dengan mekanisme kerja secara elektronik menggunakan tombol. Teknologi tersebut bernama Electronic Parking Brake, tentu ini sangat memudahkan pengemudi untuk mengoperasikannya. Sebab tidak butuh tenaga besar, cukup dengan satu jari untuk menari dan melepaskan tombolnya.
3. Tenaga Udara ( Rem Angin )
Bagi sebagian orang, rem tenaga udara mungkin jarang terdengar. Memang demikian, karena rem udara ( rem angin ) hanya diperuntukkan untuk mobil - mobil yang memiliki kapastas besar seperti truck dan bus.
Rem pada truk dan bus mengandalkan tenaga angin yang diperoleh dari kompressor yang terpasang pada bagian samping kendaraan. Rem jenis ini dinilai sangat cocok digunakan untuk mobil - mobil yang berat. Faktor utama yang diperhatikan adalah keselamatan dan kenyamanan bagi para penumpang.
Ada sebuah pertanyaan menarik, mengapa bus menggunakan rem angin ?
- Alasan pertama, jika bus menggunakan rem hidrolik maka pengemudi membutuhkan tenaga yang besar untuk menekan pedal rem. Dibutuhkan booster yang besar dan ini sangat tidak nyaman, selain itu jika terjadi kebocoran pada pipa, maka sudah dipastikan rem tidak akan bisa bekerja ( blong ).
- Alasan kedua, jika bus menggunakan rem mekanis, ini adalah hal yang mustahil. Secara logika, sepeda motor yang menggunakan tuas rem mekanis membutuhkan tenaga yang besar. Jika ini diguanakan pada bus maka sangat tidak mungkin. Selain itu, kabel yang putus sudah pasti rem tidak bisa bekerja ( blong ).
- Alasan ketiga, bus menggunakan rem angin sudah dilengkapi dengan sistem electronic buka tutup katupnya. Sehingga pengemudi tidak perlu membutuhkan tenaga yang besar untuk menekan pedal rem. Selain itu, jika terjadi kebocoran pada sistem, udara masih dapat disuplay oleh kompressor dan kompressor akan terus bekerja untuk mensuplay udara dengan tekanan tertentu walau sistem mengalami kerusakan. Dan ini meminimalisir terjadinya rem blong pada truck.
3. Jenis - Jenis Brake System ( Sistem Rem ) Pada Mobil
Rem pada mobil terbagi menjadi dua jenis yaitu rem piringan ( disk ) dan rem tromol ( drum ). Rem piringan biasanya digunakan pada roda depan, sedangkan rem tromol digunakan pada bagian roda belakang.
Mobil - mobil keluaran pertama, rata - rata masih menggunakan rem tromol untuk rem depan dan belakang. Sedangkan pada mobil - mobil premium keluaran terbaru , hampir semuanya menggunakan rem piringan ( disk ) untuk rem depan dan belakang.
4. Teknologi Brake System ( Sistem Rem ) Pada Mobil
Seiring dengan perkembangan teknologi, rem pun mengalami pembaharuan untuk meningkatkan kenyaman dan keselamatan saat berkendara. Teknologi rem yang ada pada saat ini yaitu :
a. Teknlogi ABS ( Anti Lock Brake System )
Tenologi ini berfungsi mencegah rem mengunci pada saat rem bekerja. Rem yang terkunci pada saat bekerja akan mengkibatkan slip pada roda. Roda berhenti berputar dan masih terus terdorong akibat reaksi gerakan mobil. Pada kondisi ini, mobil rawan mengalami gerakan tidak searah dan mengakibatkan mobil mengalami kecelakaan.
b. Teknologi EBS ( Electronic Brake Distribution )
Fungsi teknologi EBD yaitu untuk mengatur tekanan minyak rem di tiap roda. Artinya, pada kondisi tertentu, tekanan - tekanan pada setiap roda berbeda - beda tergantung dari grip (cengkeraman) roda terhadap jalan. Ini sangat berguna saat mobil melaju pada jalan berkelok-kelok atau saat kondisi permukaan jalan yang tidak sama daya cengkeramnya.
0 Response to "Mengenal Dasar-Dasar Brake System ( Sistem Rem ) Pada Mobil "
Post a Comment